BANDUNG – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani akhirnya angkat bicara soal insiden mikrofon demokrasi yang mati dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 5 Oktober 2020.
Puan Maharani mengakui dirinya lah yang mematikan mikrofon.
Pengakuan tersebut diungkapkannya dalam vlog Boy William yang berjudul ‘EXCLUSIVE! PUAN MAHARANI KAGET DITANYA INI SAMA BOY WILLIAM! | #DibalikPintu’ yang diunggah dan dilihat tim Infobandungkota.com, Jumat (13/11/2020).
Awalnya Boy Wiliam melontarkan pernyataan penyebab mikrofon mati dalam Rapat Paripurna DPR jelang pengesahan RUU Cipta Kerja atau Omnibus Law.
“Bu, Ketua DPR, aku punya pertanyaan. Itu kenapa kemarin kasus mik tiba-tiba bisa mati, kok bisa mati sih bu?” tanya Boy dalam video yang diunggahnya.
Puan pun sontak menjawab alasan mematikan mik tersebut. Menurutnya, DPR memiliki aturan serta tata tertib yang memberikan semua anggota DPR hak berbicara.
Namun kemudian Puan menjelaskan, lima orang pimpinan DPR bertindak sebagai pimpinan Rapat Paripurna DPR secara bergantian.
“Kita yang pimpin itu ada berlima dan siapa yang akan memimpin itu adalah kesepakatan dari hasil rapat pimpinan jadi dalam rapat ini siapa a, b, atau c. Memang posisi duduknya kayak begini, ketua di tengah, wakil-wakil atau pimpinan lain di kanan kiri,” ungkapnya.
Puan menyatakan bahwa pemimpin rapat harus bisa mengatur jalannya persidangan dengan baik dan benar.
Lebih lanjut Puan membeberkan alasan mematikan mikrofon tersebut lantaran rekannya di meja pimpinan DPR sedang ingin berbicara.
“Waktu kejadian yang heboh waktu itu loh, yang memimpin sebenarnya yang di sebelah kanan saya, tapi saat yang bersangkutan mau bicara enggak bisa bicara, karena di floor pencet mik terus, jadi di sana mati,” bebernya.
“Makanya kemudian pimpinan sidang meminta kepada saya untuk mengatur jalannya persidangan supaya dia bisa berbicara, bisa enggak dimatiin, saya kemudian mematikan mik tersebut,” kata putri Presiden ke-5 RI itu.
Puan Maharani mengklaim anggota DPR yang tengah berbicara dan mikrofonnya dimatikan kala itu sejatinya telah diberikan kesempatan melontarkan pendapat.
“Tapi ingin berbicara lagi, ingin berbicara lagi,” cetusnya.
Sebagaimana diketahui, insiden matinya mikrofon demokrasi membuat banyak masyarakat geram dan bertanya-tanya.
Kala itu anggota Fraksi Demokrat, Irwan sedang melontarkan pendapat.
Namun, Azis Syamsudin selaku pimpinan rapat kala itu memberi kode ke Puan untuk memencet tombol.
“Kawan-kawan, kalau mau dihargai tolong menghar…,” suara Irwan pun mendadak terputus. Merasa jengkel, Azis pun menyudahi sesi, RUU Ciptaker langsung disahkan.