BANDUNG – Sejumlah anak muda generasi bangsa di Kota Bandung menggelar aksi Kamisan yang berlangsung di Taman Cikapayang Dago, Selasa (1/9/2020).
Aksi Kamisan di Bandung kali ini mengangat tema “Menyimak Semptember Hitam”. Kegiatan ini menyuarakan terkait maraknya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Air yang kini semakin menjadi sebuah ironi.
Berdasarkan pantauan Infobandungkota.com, ada peserta aksi Kamisan Bandung yang membawa payung hitam dan mengenakan masker.
Pasalnya, para peserta aksi Kamisan Bandung kali ini diwajibkan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
Berikut adalah rilis yang diterima Infobandungkota.com terkait aksi Kamisan Bandung:
Setiap perjuangan memiliki wajah. Dalam konteks kemanusiaan, wajah tersebut dapat berupa siapa dan apa saja, seperti Marsinah, Munir, Salim kancil, Randy & La Ode Yusuf Badawi, aktivis tanpa nama juga dapat berupa simbol seperti makam massal korban tragedi Mei 1998 di TPU Pondok Ranggon.
Berbicara perjuangan kemanusiaan juga selalu mengingatkan kita pada wajah-wajah kelam akan masa lalu. Seperti wajah Soeharto, Wiranto, termasuk aktor negara lain yang juga nyaman hidup bebas karena impunitas. Aktor-aktor pelaku kejahatan serius itu tidak diadili sampai sekarang. Sebut Genosida 1965-1968, hasil TPF kasus Munir yang tidak dipublikasikan kepada publik, tragedi Tanjung Priok 1984 dan peristiwa Semanggi II, kasusnya tidak ada yang selesai, malah daftar tragedi pelanggaran HAM dari HAM berat semakin bertambah.
Di Bandung dan Jawa Barat secara luas kita pun sama memiliki sederet permasalahan struktural dan sistematis yang menjadi bukti bagaimana Negara abai terhadap pemenuhan hak-hak asasi warganya. Kriminalitas aktivis dari advokasi HAM pembungkaman kebebasan berekspresi, tindakan Represif aparat dan penggusuran masih terjadi di atas dalih penataan dan pembangunan. Sebut penggusuran lahan untuk bandara di Majalengka, pembongkaran rumah warga secara paksa dan penggusuran di Tamansari, eksekusi tanah adat Karuhun Sunda Wiwitan di Kuningan, diskriminasi terhadap transpuan di Bandung pada masa pandemi Covid-19 ini menjadi hobi yang bobrok dan bobrok bagi aparat represif, pemerintah otoriter dan pelaku pelanggaran HAM. Digaungkannya Bandung sebagai kota ramah dan peduli HAM menjadi sebuah Ironi juga sarkasme.
Dalam momen merawat ingatan kolektif peristiwa peristiwa pelanggaran HAM dari HAM berat sebelum tahun 2000 dan setelahnya. Aksi kamisan Bandung dan solidaritas di Bandung akan menggelar rentetan acara selama bulan September 2020. Acara-acara yang akan digelar diharapkan dapat membuat suara-suara tentang kebenaran dan keadilan terus bergema dan diperjuangkan titik solidaritas perjuangan ini dilakukan sebagai wujud konkret upaya memelihara ingatan kolektif dan mewariskannya dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Menyimak September Hitam menjadi penting untuk kita secara komprehensif dan progresif belajar bagaimana melipatgandakan semangat solidaritas dalam memperjuangkan keadilan.