BANDUNG — Warga Antapani harus bersiap menyambut transformasi baru dalam pengelolaan sampah.
Tempat Penampungan Sementara (TPS) di Jalan Indramayu, Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani, Kota Bandung, tengah dipersiapkan untuk beroperasi penuh sebagai pusat pengelolaan sampah terpadu berbasis teknologi.
Rencananya, dalam dua pekan ke depan, TPS ini akan mulai aktif dengan mengandalkan insinerator berkapasitas 20 ton per hari.
Teknologi ini menjadi andalan dalam mengurangi beban sampah residu yang tidak bisa didaur ulang.
“TPS ini sebenarnya hanya untuk penampungan dan pengangkutan. Namun insyaallah, mulai dua minggu lagi, kita sudah bisa mulai operasional penuh,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan saat melakukan peninjauan ke lokasi pada Minggu, (15/6/2025).
Insinerator yang akan digunakan memiliki kapasitas pembakaran hingga 20 ton per hari.
Sebelum proses pembakaran, sampah terlebih dahulu akan melalui sistem pemilahan otomatis untuk memisahkan sampah organik, anorganik, serta sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
Area TPS telah dirapikan dan siap untuk pemasangan fasilitas pendukung. Jalur kendaraan tetap mengakses dari pintu utama, namun akan ditambah dengan jembatan timbang di sisi pintu masuk.
Fasilitas ini akan menjadi titik awal pengukuran sebelum truk memasuki area drop zone.
Di dalamnya, alur pemilahan dimulai dari conveyor hingga ke gearbox untuk memilah sampah lebih lanjut.
Sampah organik yang bisa diolah akan dialirkan ke rumah maggot yang berlokasi di RW 14, sementara sampah anorganik seperti plastik dan kardus akan masuk ke jalur daur ulang.
TPS ini dirancang untuk menampung dan mengelola sampah dari 26 RW yang tersebar di Kecamatan Antapani, mencakup sebagian besar wilayah di Kelurahan Antapani Kidul dan Antapani Tengah, serta satu RW dari wilayah sekitar.
“Jadi ada 26 RW yang akan menyuplai sampah ke sini. Nantinya sampah itu akan dipilah, dikelola, lalu dimusnahkan sebagian dengan insinerator,” jelas Farhan.
Dengan konsep pengelolaan sampah yang terintegrasi ini, Pemkot Bandung berharap pengolahan sampah bisa lebih efektif, sekaligus menjadi percontohan kawasan pengelolaan sampah modern berbasis teknologi di wilayah kota.