BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Dekranasda Kota Bandung kembali menggelar Pasar Kreatif. Bedanya, kali ini Pasar Kreatif hadir dalam bentuk store di Trans Studio Mall (TSM).
Pasar Kreatif Bandung Store resmi dibuka pada Selasa, 15 November 2022 oleh Ketua Dekranasda Kota Bandung, Yunimar Mulyana. Sebanyak 22 UMKM lokal hadir menjajakkan usahanya.
“Store ini merupakan kerjasama antara Dekranasda, Disdagin, dan TSM untuk memberikan store kepada para UMKM di Kota Bandung,” ujar Yunimar.
Pasar Kreatif yang dimulai sejak 2020. Di tengah pandemi Dekranasda memberanikan diri untuk membuka stan pameran UMKM di 9 mal. Tujuannya guna membantu memulihkan ekonomi para pelaku usaha.
“Ternyata omzetnya bisa mencapai Rp1,4 miliar. Di 2021 kita adakan lagi Pasar Kreatif di 9 mal dan mencapai omzet Rp4,3 miliar,” ungkapnya.
Bahkan, di tahun 2022 Pasar Kreatif hanya diselenggarakan di 6 mal, tapi omzetnya melebihi target.
“Dari Target Rp6 miliar, kita bisa mencapai Rp8,6 miliar. Penyumbang omzet terbesar dari TSM yakni Rp3 miliar,” imbuhnya.
Ia berharap, dengan adanya store ini dapat memberi semangat para UMKM untuk terus berinovasi di balik musibah yang terjadi.
“Para pelaku usaha harus memberikan inovasi dan ide baru agar semakin naik daun. Berikan kualitas yang bagus, sehingga bisa bersaing dengan tenant lainnya di mal ini. Kualitasnya tidak kalah saing,” harapnya.
Ia juga mengajak agar masyarakat Kota Bandung terus mengutamakan produk lokal agar perputaran ekonomi terus meningkat.
Salah satu UMKM yang hadir di store ini adalah Cabaco. Ia menjadi salah satu brand yang penjualan hari pertama mencapai Rp1,3 juta. Pemilik Cabaco, Novita Wahyu Hardini menuturkan, produknya merupakan handmade produk kulit sapi yang dijahit manual.
“Tidak pakai mesin. Benar-benar kecos (jahit tangan). Kulitnya diukir, dibolongin manual, dan dijahit sendiri,” ungkapnya.
Dalam sehari, ia bisa membuat 20 item gantungan kunci. Untuk satu tas bisa jadi tiga hari. Sedangkan, dompet dalam sehari bisa jadi 2-3 item.
Produknya akan berada di gerai ini hingga enam bulan ke depan. Namun, selama dua bulan ini akan dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak TSM dan Pemkot Bandung.
“Jelas sangat membantu dengan adanya store seperti ini untuk omzet offline kami para UMKM. Selama ini kebanayakan jualan online. Setahun Rp300-400 juta,” jelasnya.
“Waktu hari pertama semua brand terjual. Sehari bisa 3-4 item terjual. Tapi segitu sudah bagus karena kami bukanya baru siang. TSM ini tempat yang cocok untuk produk-produk kami,” imbuhnya.