BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memastikan bahwa pengawasan di posko kewilayahan terus berjalan.
Namun Plt Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebut tidak perlu ada penjagaan di perbatasan sebab tingkat fatalitas Omicron yang relatif ringan.
“Itu situasional (pos jaga wilayah), karena kelihatannya, bukan berarti menganggap ringan Omicron ya, tapi dari data 80 persen adalah Omicron, jadi dilihat tingkat fatalitasnya karena memang gejala Omicron tidak separah Delta atau varian sebelumnya. Jadi tidak perlu ditutup (pos jaga wilayah),” ujar Kang Yana, pada Jumat (18/2/2022).
Bahkan Kang Yana melihat saat ini kasus Covid-19 sudah berubah menjadi endemi. Pasalnya, gejala yang muncul tidak jauh berbeda dengan gejala penyakit flu.
“Jadi ini sudah seperti endemi ya, karena gejalanya juga tidak jauh berbeda dari gejala flu, yang penting prokes tetap dilakukan, minimal memakai masker,” ujarnya.
Sementara itu, Yana menyebut bahwa kasus harian Covid-19 di Kota Bandung masih relatif tinggi. Bahkan per hari ini, Jumat (18/2/2022), kasus aktif bertambah 1.273 orang.
Namun jika dilihat dari grafik penurunan kasus di Jakarta, Yana Mulyana berharap kondisi tersebut dapat segera terjadi di Kota Kembang.
“Memang (kemarin) per hari kita 1.100 lebih, kalau saya lihat kurva dari Jakarta, disana kurva awalnya tinggi tapi terus mengalami penurunan, nah apakah karena kita (Bandung) belum ketemu titik tertingginya atau puncaknya dan kalau dilihat dari fatalitasnya juga tidak parah,” kata Yana.
Menurut Yana, kurva penyebaran kasus Covid-19 di Kota Bandung tidak menunjukkan lonjakan yang tinggi. Ia berharap saat ini kurva kasus Covid-19 menurun.
“DKI juga sudah mengalami masa puncak kasus harian kurang lebih 10 hari lah, tapi sekarang sudah mengalami penurunan, dan semoga kita dalam waktu sepekan bisa turun juga karena sama di luar negeri juga begitu siklusnya,” bebernya.