BANDUNG — Duka menyelimuti dunia Bobotoh. Nugraha (20), warga Kampung Cipari, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, dinyatakan meninggal dunia setelah sempat dirawat intensif selama 14 hari di RS Hasan Sadikin Bandung.
Ia sebelumnya mengalami kecelakaan saat ikut konvoi kemenangan Persib Bandung di Flyover Pasupati.
Nugraha menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat malam (6/6/2025) sekitar pukul 22.30 WIB di ruang Health Care Unit (HCU) RSHS.
Sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan di ruang ICU selama hampir dua pekan akibat luka berat di bagian kepala.
Dilansir dari laman Republika.co.id, Intan Nuraeni (20), istri almarhum, mengungkapkan bahwa sang suami mengembuskan napas terakhir pada Jumat malam.
“Meninggal Jumat setengah 11 malam. Lagi perawatan di HCU, kondisinya langsung ngedrop sebelumnya,” ujar Intan saat ditemui di kediamannya, Minggu (8/6/2025).
Jenazah Nugraha kemudian dibawa ke rumah duka pada Sabtu dini hari dan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Cipari tak jauh dari rumahnya.
“Sudah dimakamkan kemarin, InsyaAllah keluarga sudah ikhlas. Tapi yang namanya ditinggal suami, meskipun enggak terlihat nangis yang tetap sedih,” kata Intan, pelan.
Intan bercerita, sang suami mengalami luka parah di bagian kepala sebelah kiri. Selain itu, ada trauma di bagian rusuk dan ginjal akibat benturan keras.
Nugraha sempat menjalani cuci darah dan bernapas menggunakan alat bantu selama masa perawatan.
“Kalau kata dokter itu lukanya di kepala sebelah kiri, terus di rusuk sebelah kiri, sama di ginjalnya ada trauma karena benturan jadi kemarin sempat cuci darah. Buat bernapas juga kan pakai selang dari tenggorokan,” jelas Intan.
Hari nahas itu, kata Intan, bermula dari niat sederhana sang suami untuk ikut konvoi merayakan kemenangan Persib Bandung melawan Persis Solo.
Biasanya Nugraha hanya menonton dari rumah, namun kali itu ia meminta izin untuk turun langsung ke jalan.
“Berangkat dari rumah sama temannya, biasanya kan nonton di rumah. Waktu itu ya dia izin sama saya mau konvoi, ingin ikut meramaikan. Tapi pas Sabtu jam 5 pagi, saya dapat chat dari satpam RSHS, katanya suami saya jatuh dari jembatan,” cerita Intan.
Ia mengaku sempat tak percaya. Kabar dari satpam rumah sakit itu membuatnya panik. Setelah mendapat konfirmasi dari teman Nugraha, barulah Intan tahu bahwa suaminya memang benar sedang dirawat.
“Jadi temannya suami saya juga itu mencari dari Jumat malam, soalnya terpisah. Katanya dengar kabar suami saya jatuh, dicek sama temannya itu ke rumah sakit, ternyata benar,” ucapnya.
Kepergian Nugraha meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan sahabat.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa euforia kemenangan pun tetap perlu disertai dengan kehati-hatian.