BANDUNG – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengumumkan bahwa kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk Pertalite pada 2025 ditetapkan sebesar 31,2 juta kiloliter (KL), mengalami penurunan tipis dibandingkan tahun ini yang tercatat 31,6 juta KL.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati, menjelaskan bahwa berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, kuota penyaluran Solar dipatok sebesar 18,8 juta KL, sementara untuk minyak tanah (kerosene) ditetapkan 525 ribu KL.
“Untuk Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite, kuotanya ada di angka 31,2 juta,” ungkapnya saat menghadiri BPH Migas Awards 2024 seperti dilansir dari laman Kumparanbisnis, Kamis (12/12/2024).
Erika menambahkan bahwa penurunan kuota tersebut sejalan dengan perubahan mekanisme penyaluran BBM subsidi, yang akan mencampurkan skema subsidi barang untuk konsumen tertentu dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT).
“Sedikit di bawah tahun 2024, itu memperhitungkan nanti bagaimana keputusan dari skema subsidi,” ujarnya.
Meskipun kuota telah ditetapkan, Erika memprediksi bahwa realisasi penyaluran Pertalite dan Solar pada akhir tahun ini akan jauh di bawah kuota yang ditargetkan, yakni hanya sekitar 86-87 persen.
“Kurang lebih sama, sekitar 86-87 persen dari Solar maupun Pertalite, dan itu sampai dengan akhir tahun nanti masih di bawah kuota yang disediakan,” katanya.
Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengungkapkan bahwa pemerintah memperkirakan realisasi penyaluran LPG 3 kg pada akhir tahun akan melebihi kuota yang ditetapkan.
“Kami prediksi realisasi penyaluran LPG 3 kg di akhir tahun 3 persen di atas kuota,” ungkap Dadan.
Dadan menjelaskan bahwa kuota LPG 3 kg dalam APBN tahun ini sebesar 8,03 juta metrik ton (MT), sedikit lebih rendah dari usulan pemerintah yang mencapai 8,3 juta MT.
“Padahal pada saat itu kita realisasi 2023 itu 8,04. Jadi sekarang tuh prognosa kita itu 3 persen,” jelas Dadan
Ia mengungkapkan bahwa penyaluran LPG 3 kg pada tahun 2023 hampir mencapai kuota yang ditetapkan, dan tahun ini diprediksi akan mengalami over kuota sekitar 3 persen.