BANDUNG — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan akan meluncurkan dana hibah operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.
Setiap tahun, Pemprov Jabar mengeluarkan dana hingga Rp60 miliar untuk kebutuhan operasional bandara tersebut.
“Pemprov Jabar punya kewajiban hampir Rp60 miliar dalam setiap tahun untuk biaya operasional Kertajati. Terus kemudian, Pemprov Jabar ternyata punya tunggakan utang BPJS Rp300 miliar terhadap kabupaten/kota,” kata Dedi, dikutip dari Detik.com pada Rabu (11/6/2025).
Menurutnya, anggaran tersebut seharusnya bisa dialihkan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, terutama pelayanan kesehatan.
Makanya saya selalu mengkritisi, kenapa sih kita belanja hibah dulu, padahal kewajiban pemerintah itu yang utama dibandingkan belanja hibah,” tegasnya.
Menangapi itu, Wali Kota Bandung M. Farhan mendukung langkah efisiensi tersebut.
Namun ia menilai, solusi untuk sektor penerbangan di Jabar bukan sekadar mengoptimalkan Kertajati, melainkan juga menghidupkan kembali Bandara Husein Sastranegara.
“Kalau Husein tetap tertutup dan semua terpaksa pindah ke Kertajati, yang rugi ya warga Bandung dan Jawa Barat sendiri. Orang mau ke Bandung tapi terbangnya malah ke Jakarta (Halim). Yang untung siapa? Jakarta,” ujar Farhan.
Wali Kota Bandung M. Farhan menyebut biaya operasional Bandara Kertajati lebih dari Rp60 miliar per tahun.
Ia mengapresiasi niat Gubernur Jabar untuk mengoptimalkan bandara tersebut, namun menilai waktunya sudah semakin sempit untuk merealisasikan langkah-langkah besar.
“Sebetulnya anggaran operasional Kertajati itu lebih dari Rp60 miliar per tahun. Saya sangat menghargai Pak Gubernur, yang sejak Februari kami diskusi intens, terlihat ada niat kuat untuk mengoptimalkan Kertajati. Tapi sepertinya waktunya sudah mulai mepet,” katanya.
Menurutnya, sektor pariwisata Bandung Raya sangat terdampak akibat penutupan Husein, “Saya sudah bicara dengan banyak orang, dan ada yang menyebut, ‘Ah, Husein mah manjanya orang Bandung aja,’ jadi orang-orang pada nggak mau ke Kertajati. Bahkan, ada tokoh di Pemprov yang bilang nanti kita minta Halim ditutup. Nah, itu malah bikin nggak masuk akal.”
“Yang harus dilakukan sekarang adalah segera buka Bandara Husein Sastranegara. Jika Husein dibuka, sektor pariwisata Kota Bandung akan bergerak. Dan jika pariwisata bergerak, maka Bandung Raya akan jauh lebih sejahtera,” tambahnya.
Farhan juga menyebut bahwa ke depan tetap memerlukan rencana besar untuk Kertajati, tapi tidak boleh mengorbankan kepentingan langsung masyarakat Kota Bandung dan sekitarnya.
“Sekarang hal itu harus dijawab oleh Pemerintah Provinsi dan Pusat,” tutupnya.