BANDUNG — Rencana besar Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Kementerian Perhubungan untuk mengaktifkan kembali 11 jalur kereta api lama, termasuk jalur Bandung–Ciwidey, disambut positif oleh PT KAI.
Manager Humas Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menegaskan bahwa PT KAI sebagai operator siap mendukung penuh langkah reaktivasi tersebut. Menurutnya, jalur-jalur yang akan dibuka kembali tidak hanya akan memperlancar mobilitas masyarakat, tapi juga punya potensi besar untuk meningkatkan perekonomian wilayah.
“Kalau KAI, sebagai operator pada prinsipnya sangat support terhadap rencana Gubernur Jawa Barat. Harapannya dengan reaktivasi ini bisa memudahkan mobilitas masyarakat di lokasi-lokasi yang akan diaktifkan kembali, dan sekaligus mengurangi kemacetan di jalan raya,” jelas Kuswardojo saat ditemui di Bandung, Kamis (17/4/2025).
Tak hanya itu, Kuswardojo menyebut bahwa wilayah yang menjadi target reaktivasi seperti Bandung–Ciwidey dikenal memiliki potensi wisata yang luar biasa. Dengan adanya konektivitas kereta, destinasi-destinasi alam ini akan lebih mudah dijangkau wisatawan.
“Daerah-daerah yang akan direaktivasi ini kita tahu memiliki pemandangan alam yang indah. Ini tentu bisa dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata baru ke depannya,” tambahnya.
Langkah reaktivasi ini sebelumnya diungkap langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melalui unggahan video di Instagram pribadinya.
Dalam rapat bersama Kemenhub dan PT KAI, dibahas 11 jalur kereta yang akan dibuka kembali seperti Banjar–Cijulang, Garut–Cikajang, Rancaekek–Tanjungsari, hingga Cipatat–Padalarang.
Tak hanya reaktivasi, juga akan dilakukan elektrifikasi jalur-jalur strategis di kawasan Bandung Raya dan pengembangan KRL Cikarang–Karawang–Subang yang menyasar kawasan industri.
Menurut Dedi, ini bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi bagian dari mimpi besar untuk membangun konektivitas yang menyatu dengan keindahan alam Jawa Barat.
KAI melihat proyek ini sebagai peluang untuk menciptakan transportasi publik yang lebih inklusif, terjangkau, dan berkelanjutan, sekaligus menghidupkan kembali sejarah perkeretaapian di Jawa Barat.